Dari Purwokerto hingga Ghana: Seminar Proposal Fapet Unsoed Hadirkan Perspektif Global

# # #

Dari Purwokerto hingga Ghana: Seminar Proposal Fapet Unsoed Hadirkan Perspektif Global

fapet.unsoed.ac.id – Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman (Fapet Unsoed) kembali menggelar seminar proposal skripsi sebagai bagian dari tahapan akademik yang wajib dilalui mahasiswa. Kegiatan ini merupakan implementasi dari aturan akademik perguruan tinggi yang mewajibkan mahasiswa mempresentasikan rencana penelitiannya di hadapan dosen pembimbing dan penguji, dengan tujuan memperoleh arahan serta masukan sebelum penelitian lapangan dimulai.

Seminar dilaksanakan pada Kamis (14/8) pukul 08.15–09.15 WIB di Ruang Seminar 2 Fapet Unsoed. Mahasiswa bimbingan Prof. Dr. Ir. Bambang Hartoyo, M.Si., IPU., ASEAN Eng. dan Dr. Ir. Titin Widiyastuti, S.Pt., M.Si., IPM ini diuji oleh Prof. Dr. Ir. Munasik, MP., IPU serta Dr. Ir. Efka Aris Rimbawanto, MP., IPU.

Acara dihadiri 47 peserta, terdiri dari mahasiswa Fapet Unsoed, mahasiswa lintas fakultas, hingga tamu dari luar kampus. Rombongan dari Desa Mrebet, Kecamatan Bojongsari, dipimpin Eko Sulis Wahyono, S.Pd bersama Kepala Desa Mrebet, turut hadir dalam kegiatan tersebut. Selain itu, kehadiran Mariama Abdulai, mahasiswa doktoral (S3) asal Ghana, menambah dimensi internasional pada forum ilmiah ini.

Dalam presentasinya, mahasiswa peneliti Gilang mengangkat topik mengenai peningkatan performa ayam lokal Sentul melalui suplementasi pakan berbasis hidrolisat maggot Black Soldier Fly (BSF). Menurutnya, ayam Sentul dipilih bukan semata karena nilai ekonomis, melainkan juga sebagai bagian dari upaya pelestarian plasma nutfah unggas lokal Indonesia.

Lebih lanjut, penelitian ini memiliki signifikansi ilmiah karena kandungan asam lemak dan nutrien pada maggot BSF bukanlah faktor tetap yang melekat pada tubuh maggot semata, melainkan sangat ditentukan oleh substrat pertumbuhan yang diberikan. Dengan demikian, terdapat hubungan timbal balik antara lingkungan nutrisi (substrat) dan organisme (maggot BSF) yang mengonsumsinya. Variasi substrat dapat memengaruhi komposisi protein, serat, maupun asam lemak yang terkandung di dalam maggot, sehingga penting diperhatikan dalam formulasi pakan.

Sesi diskusi berlangsung interaktif. Salah satu pertanyaan menarik datang dari Mariama Abdulai, yang mempertanyakan alasan pemilihan ayam lokal Sentul dibandingkan ayam broiler yang lebih populer secara komersial. Gilang menjawab dengan tegas bahwa penelitian ini bukan hanya ditujukan untuk meningkatkan kinerja ternak, tetapi juga mendorong konservasi sumber daya genetik lokal melalui pendekatan ilmiah berbasis nutrisi fungsional.

“Ayam Sentul memiliki pertumbuhan relatif cepat, produktivitas tinggi, serta nilai ekonomi yang menjanjikan. Melalui suplementasi hidrolisat maggot BSF, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kecernaan protein kasar dan serat kasar sekaligus mendukung pengembangan ayam lokal Indonesia,” jelas Gilang.

Seminar proposal di Fapet Unsoed telah menjadi kebiasaan akademik rutin yang tidak hanya bersifat administratif, tetapi juga berfungsi sebagai forum ilmiah lintas generasi. Mahasiswa berkesempatan mendapatkan kritik dan masukan langsung dari pakar, sementara masyarakat yang hadir memperoleh wawasan mengenai arah pengembangan ilmu peternakan di tingkat lokal maupun global.

Kehadiran mahasiswa internasional dan perwakilan masyarakat desa menunjukkan bahwa kegiatan akademik kini tidak lagi eksklusif bagi lingkungan kampus saja, tetapi juga menjadi sarana pertukaran pengetahuan lintas budaya dan ruang kolaborasi antara perguruan tinggi dengan masyarakat.

Dengan seminar proposal ini mencerminkan komitmen Fapet Unsoed dalam menjalankan tridarma perguruan tinggi: pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat secara berkesinambungan.

  • Share

Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman