- 16 Des, 2022
- Tri Rachmanto
- comments off
BIMTEK “Penanganan Wabah Penyakit Mulut dan Kuku ” Kolaborasi Fapet UNSOED dengan Dinas Perikanan dan Peternakan Kab. Banyumas
Dalam rangka Pencegahan dan Pengendalian Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan berkuku belah (sapi, kerbau, kuda kambing dan domba) yang sedang merebak di Kabupaten Banyumas, Dinas Perikanan dan Peternakan berkolaborasi dengan Fakultas Peternakan adakan Bimtek Penanganan PMK yang bertempat di Ruang Rapat 1 Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman. Peserta yang hadir dari Tim Gugus Tugas Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku Dinkannak Kabupaten Banyumas Jawa Tengah.
Hadir Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Banyumas Ir. Sulistiono, M.Si yang menyampaikan di tahun 2023 harus lebih optimal karena saat ini Banyumas sudah zona kuning jangan sampai ke merah, dan saat ini kita harus lebih waspada penyakit baru yaitu LSD (Lumpi Skin Deasis). Untuk tahun 2023 lalu lintas ternak harus kita cermati, yang merupakan tantangan bagi dokter hewan muda untuk mencermati penyakit LSD (Lumpy Skin Diseases), harapannya tahun 2023 Banyumas dapat masuk kategori zona hijau.
Hadir Pula Asisten Ekonomi dan Pengembangan Sekertaris Daerah Kabupaten Banyumas, Dr. Irawadi, CES yang dalam sambutanya beliau mewakili Bupati Banyumas mengucapan terimakasih Tim Gugus Tugas Penanganan PMK Disnnakan yang sudah bekerja sangat keras sehingga penyebaran PMK di Banyumas dapat terkendali tentu saja berkat kerja keras bersama, Pemerintah Kabupaten Banyumas sudah percaya kepada Tim Gugus Tugas Penanganan PMK dan hikmah yang bisa didapat yaitu menyadari pentingnya Bidang Peternakan. Dengan adanya PMK mengakibatkan harga daging sempat tinggi dan ketakutan dimasyarakat, sehingga semua stakeholder turun tangan bersama-sama untuk menangani penyebaran PMK, atas kerjasama yg baik penyebaran PMK berhasil mendapatkan prestasi luar biasa dengan tidak mengenal lelah PMK Landai dan Kesembuhan tinggi. Kedepan kita harus lebih waspada wabah penyakit LSD, dengan adanya PMK membuat duinia peternakan semakin terkenal dibidang lain, kegiatan vakisnasi booster memberi harapan peternak tradisional bahagia, sehingga kegiatan vaksin harus terus dilaksanakan, untuk itu membutuhkan pendekatan non verbal dalam berkomunikasi dengan peternak tradisional yaitu, dengan memberi contoh dan menginspirasi, sedangkan tugas Fakultas Peternakan dalam hal ini dapat memberikan penyuluhan berupa cara beternak yang bersih dan aman yang dilakukan secara berulang-ulang karena peternak tradisional adalah sebagaian masayarakat desa biasa, dapat memahami sesuai dengan keninginan masyarakat, dengan menggunakan bahasa yang mudah menyenangkan, serta tidak konfrontatif dengan masyarakat, harapnnya kedepannya kita dapat tingkatkan lagi kerjasama kita.
Dekan Fakultas Peternakan Prof. Dr. Triana Setyawardani, S. Pt., M. P, dalam sambutanya menyampaikan sangat mengapresisasi kegiatan Bimtek tentang Penanganan Wabah Penyakit Mulut dan Kuku, untuk meningkatkan peran dari Fapet dalam kasus PMK, kegiatan yang sudah dilakukan yaitu mahasiswa Fapet sudah belajar di RPH di bawah bimbingan Drh. Mohandas Indraji yang menjabat sebagai kepala Laboratorium Kesehatan Ternak, sehingga menjadikan inspirasi dan motivasi bagi mahasiswa dan berusaha bertanggung jawab terhadap PMK. Kegiatan literasi pembelajaran secara verbal juga sudah dilakukan, mahasiswa sudah belajar di RPH mengamati gejala-gejala PMK baik secara klinis atau Patologi Anatoni, dan melakukan pendampinagan vaksinasi di lapangan dengan Vaksinator, serta mengamati kesehatan ternak pada saat Idul Adha, pemeriksaan pos motem dan ante mortem, untuk hewan yang ada di Kawasan Experimental dan Teaching Farm Fapet Unsoed sudah divaksinansi. Fapet akan terus berkolaborasi dengan dinas setempat membantu pelaksanaan PMK , juga memberikan suatu real kondisi pembelajaran bagi mahasiswa Fapet yaitu case based learning, dan juga kegiatan MBKM.
Sebelum acara ditutup dilanjutkan dengan diskusi dan sesi tanya jawab.
Vaksinasi PMK sudah dilakukan diseluruh kabupaten, semoga pengendalian penyebaran PMK dan LSD ditahun depan dapat lebih ditingkatkan sehingga tercapai swasembada dan ketahanan pangan .