Dosen sekaligus Entrepreneur, Prof. Muhamad Bata Di Kukuhkan Sebagai Guru Besar Pada Sidang Senat Terbuka Unsoed

# # #

Dosen sekaligus Entrepreneur, Prof. Muhamad Bata Di Kukuhkan Sebagai Guru Besar Pada Sidang Senat Terbuka Unsoed

Fapet.unsoed.ac.id – Fakultas Peternakan Univerisitas Jenderal Soedirman (FAPET UNSOED) kembali bertambah jumlah Guru Besarnya setelah Prof. Dr.sc.agr. Ir. Muhamad Bata, M.S., IPU dinobatkan sebagai guru besar pasca sidang terbuka senat yang dilaksanakan secara hybrid pada Senin, (18/9) bertempat di Graha Widyatama Prof. Rubijanto Misman bersama dengan empat profesor dari fakultas lain. Dengan bertambahnya Prof. Bata Fapet Unsoed memiliki sebelas guru besar.

Melalui sidang senat terbuka Unsoed mengukuhkan lima orang guru besar antara lain :  Prof. Dr. Muslihudin, M.Si sebagai Profesor / Guru Besar dalam Bidang Ilmu Sosiologi Lingkungan; Prof. Dr. Ir. Petrus Hary Tjahja Soedibya, M.S. sebagai Profesor / Guru Besar dalam Bidang Ilmu Budidaya Perairan (Akuakultur); Prof. Yunita Sari, S.Kep.Ns., MHS., Ph.D. sebagai Profesor / Guru Besar dalam Bidang Ilmu Keperawatan Medikal Bedah; Prof Ir. Kharisun, Ph.D. sebagai Profesor / Guru Besar dalam Bidang Ilmu Kimia Tanah; dan Prof. Dr.sc.agr. Ir. Muhamad Bata, M.S., IPU. sebagai Profesor / Guru Besar dalam Bidang Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak (FAPET UNSOED).

Sidang terbuka senat Pengukuhan Profesor diikuti oleh Senat, Guru Besar & Guru Besar tamu, para pimpinan (universitas, fakultas, pascasarjana, lembaga), serta civitas akademika UNSOED, keluarga Profesor yang dikukuhkan dan juga dihadiri oleh Direktur SDM Kemendikbudristek, Direktur Pembelajaran dan kemahasiswaan Kemendikbudristek, Bappenas, para pimpinan sejumlah Universitas, pimpinan Forkompinda Kabupaten Banyumas, para mitra perbankan, dan Bupati Ende beserta para pimpinan SKPD dari Kabupaten Ende.

Prof. Dr.sc.agr. Ir. Muhamad Bata, M.S., IPU pada orasi ilmiahnya menyampaikan orasi ilmiah berjudul “Strategi Pengurangan Emisi Gas Metan (CH4) Dan Dinitrogen Oksida (N20) Melalui Perbaikan Pakan Dan Pemilihan Bangsa Sapi Lokal Sebagai bagian Dari Upaya Untuk Menjaga Keseimbangan Ekosistem Bumi”. Sebagai akademisi yang berkecimpung dibidang ilmu nutrisi, khususnya pakan dan nutrisi ruminansia berusaha untuk mengurangi emisi gas CH4 dan N2O melalui penelitian peningkatan kualitas pakan berserat tinggi khususnya jerami padi teknologi fermentasi dan formulasi konsentrat berbasis sinkronisasi energi dan nitrogen.

Menurutnya, Penggunaan daun waru yang mengandung saponin dan flavonoid sebagai aditif alami mampu menurunkan metan dan peningkatan pertambahan berat badan sapi dan efisiensi pakan dan pemilihan bangsa sapi lokal. Upaya mengurangi emisi metan dan dinitrogen oksida dengan menerapkan konsep bio ekonomi sirkuler melalui integrasi pertanian padi dengan peternakan sapi, kambing dan domba. “Kegiatan ini merupakan bagian pengabdian saya untuk mengajak petani dan peternak serta pengambil kebijakan untuk bersama-sama menanggulangi pengurangan emisi metan (CH4) dan nitrogen oksida (N2O). Ini dapat dicapai dengan mengoptimalkan pengelolaan limbah pertanian dan mengurangi penggunaan pupuk nitrogen. akan menciptakan Sustainable Agriculture,” ujar Prof. Muhamad Bata.

Rektor UNSOED Prof. Dr. Ir. Akhmad Sodiq M.Sc.,Agr.,IPU mengatakan perguruan tinggi adalah ladang persemaian ilmu pengetahuan, sebagaimana juga dia sebagai padang penggembalaan ide dan gagasan peradaban.  Kampus adalah samudra akan kebajikan dilahirkan sebagaimana dia juga diharapkan menjadi tempat merawat kemanusiaan yang peka akan keberlanjutan kehidupan yang hakiki. “Akademisi yang mumpuni dengan disiplin ilmunya, menjadi pemantik lahirnya generasi masa depan yang unggul, riset yang berdayasaing serta kecerdasan yang berpihak pada apa yang menjadi harapan dari masyarakat, bangsa, negara serta nilai-nilai kemanusiaan,” jelas Rektor.

Lebih lanjut rektor  menyampaikan bahwa kelima profesor ini telah mencapai puncak karir profesionalnya sebagai seorang dosen. Profesor adalah jabatan fungsional akademik tertinggi, sebuah pengakuan dari pemerintah Republik Indonesia, negara akan sesuatu yang telah paripurna sebagai pendidik profesional dan ilmuwan dalam tugas-tugas tridarma perguruan tinggi.

Berdasarkan urutan capaian guru besar setiap fakultas memiliki sejarah tersendiri, Prof. Muhammad Batta merupakan guru besar yang ke- 23 di FAPET UNSOED, Prof. Muslihudin sebagai guru besar ke- 7 di FISIP UNSOED, Prof. Petrus Hary Tjahja Soedibja sebagai guru besar ke-2 pada FPIK UNSOED,  Prof. Yunita Sari sebagai guru besar ke- 5 di FIKES UNSOED, dan Prof. Kharisun sebagai guru besar ke- 15 di FAPERTA UNSOED.  Sehingga UNSOED tercatat saat ini memiliki 119  guru besar, yang insya Allah akan terus bertambah.

  • Share

Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman